LIGHTfeed Detail
Pola Hidup yang Memperburuk Maag
11 Jul 2023 | BY nurlely.dhamayanti@lightcoach-indonesia.com
Coach Tengku Alvira Yusmaini S.Gz
Maag atau dispepsia adalah kumpulan rasa tidak nyaman yang dirasakan di area perut, seperti nyeri, panas atau terbakar, kembung, cepat kenyang, mual, dan muntah. Maag terjadi karena adanya peradangan pada dinding asam lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori akibat meningkatnya produksi asam lambung, iritasi/perlukaan pada lambung, atau rendahnya higienitas makanan.
Meski mempunyai gejala yang sama dengan GERD, maag dan GERD pada dasarnya berbeda. Menurut American College of Gastroenterology, GERD adalah kenaikan asam lambung yang terjadi dua kali atau lebih dalam seminggu. Orang dengan maag mungkin saja mengalami GERD karena meningkatnya asam lambung dapat merusak lapisan lambung dan perut mudah kembung.
Ada beberapa pola hidup yang dapat menyebabkan kondisi maag semakin buruk seperti konsumsi makanan dan minuman yang memicu kenaikan asam lambung, pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus, tidur atau berbaring setelah makan, dan stres atau kecemasan.
Makanan pemicu maag, antara lain makanan pedas, asam, tinggi gluten, serta tinggi lemak. Konsumsi makanan pedas secara berlebihan dan berlangsung lama akan merangsang lambung untuk berkontraksi dan kandungan bubuk cabai tersebut (zat capsaicin) dapat menyebabkan iritasi pada permukaan lambung. Konsumsi makanan asam pun dapat merangsang produksi asam lambung dan memicu iritasi. Contoh makanan berbumbu pedas dan asam, seperti mengandung cabai, lada, cuka, lemon dan jus lemon, serta tomat.
Gluten adalah protein tepung yang banyak terdapat di biji-bijian, padi-padian atau serealia. Gluten dapat menyebabkan gas berlebih jika dikonsumsi terlalu banyak dan memicu maag kambuh, terutama yang mengalami intoleransi gluten. Ketika tidak dapat mencerna atau memecah protein gluten dengan baik, maka akan timbul gejala seperti sakit perut dan kembung. Sumber gluten adalah gandum dan produk turunannya seperti oat, roti gandum, cereal, pasta dan makanan berbahan tepung, seperti mie dan roti. Makanan berlemak umumnya menunda pengosongan perut. Hal ini dapat mengiritasi lambung sehingga memicu maag kambuh. Contoh makanan berlemak tinggi adalah makanan digoreng dan bersantan kental.
Minuman yang dapat memicu maag antara lain minuman yang mengandung kafein, alkohol dan minuman berkarbonasi. Minuman berkafein seperti kopi dan beberapa teh dapat memicu naiknya asam lambung, jika dikonsumsi berlebihan. Minum minuman beralkohol berlebihan juga dapat menyebabkan iritasi dan pengikisan pada dinding lambung. Konsumsi minuman berkarbonasi pun mengandung gas dan memiliki pH asam, bila gas berlebih di dalam lambung maka akan memperberat kerja lambung.
Pola makan yang tidak teratur juga dapat memperburuk kondisi maag. Pengosongan makanan dari lambung memerlukan waktu antara 2-6 jam. Ketika seseorang terlambat makan, lambung akan kosong, produksi asam lambung akan meningkat dan berlebih serta dapat menimbulkan rasa panas dan terbakar.
Makan dalam porsi banyak sekaligus dapat mempengaruhi frekuensi kenaikan asam lambung dengan meningkatnya distensi lambung, umumnya terjadi 2-3 jam setelah makan. Makan dalam porsi banyak malah membuat perut begah dan tidak nyaman karena memperberat kerja lambung.
Berbaring setelah makan dalam posisi telentang atau tiduran dapat meningkatkan tekanan dalam lambung sehingga isi lambung dapat terdorong kembali ke kerongkongan. Saat perut penuh dan langsung berbaring, maka asam lambung yang sedang mencerna makanan bisa saja rembes ke tenggorokan. Tenggorokan yang teriritasi asam lambung ini bisa membuat tidak nyaman dan tentu memicu maag.
Kondisi kecemasan atau stres dapat mempengaruhi sistem pencernaan secara langsung karena dapat meningkatkan produksi asam lambung. Hal ini tentunya dapat merusak lapisan lambung.
Menghindari kondisi maag yang semakin buruk bisa dilakukan dengan menerapkan kebiasaan seperti makan teratur dengan jeda antara waktu makan yang baik berkisar antara 4-5 jam, makan dengan porsi yang lebih kecil namun sering, tidak konsumsi makanan dan minuman yang dapat mengiritasi lambung dan memicu maag, tidak makan mendekati waktu tidur atau berbaring dengan memberi waktu sekitar 2-3 jam untuk mencerna makanan, serta kelola stress atau kecemasan agar tidak memicu kenaikan asam lambung. Cara mengelola stress bisa dengan olahraga, relaksasi dan istirahat yang cukup.
Mulai program turun berat kamu dengan program LIGHTweight yang sudah dikhususkan bagi penderita maag. Dapatkan kemudahan atur pola makan, jam makan, serta menjauhkan pantangan selama diet bersama LIGHTcoach.
Referensi :
- Ajjah, B., Teuku M., Teuku R. 2020. “HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)” dalam Journal of Nutrition College Volume 9 No. 3 (hlm. 169-179). Aceh.
- Choi, Ji Min., Jong I Y, Seung J K., Yoo M H., et al. 2018. “Association Between Anxiety and Depression and Gastroesophageal Reflux Disease: Results From a Large Cross sectional Study” dalam J Neurogastroenterol Motil Volume 24 No. 4; 593-602. pISSN: 2093-0879 eISSN: 2093-0887
- Dewi, S V., dan Malita I. 2019. “RANCANGAN SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING” dalam Journal of Informatics and Computer Science Vol. 5 No. 1. Universitas Ubudiyah Indonesia

nurlely.dhamayanti@lightcoach-indonesia.com
Pola Hidup yang Memperburuk Maag.
Categories
Popular Posts

Oh, Ternyata Segini Kalori dalam Segelas Boba Brown Sugar!
09 Nov 2022 | by adminsystem@gmail.com

Pola Hidup yang Memperburuk Maag
11 Jul 2023 | by nurlely.dhamayanti@lightcoach-indonesia.com

Mengenal Diet untuk Penderita Maag dan GERD
12 May 2023 | by nurlely.dhamayanti@lightcoach-indonesia.com
